Sedikit berucap

Apa yang kita lakukan bila urutan kematian alamiah menempatkan kita di antrean berikutnya, ketika kita tak lagi bisa bersembunyi dibalik pikiran " Ini bukan giliranku"?

- Mitch Albom

Monday, October 24, 2011


Jalanan seperti ini lebih menyenangkan untuk dilalui daripada jalanan yang ada "disini".

The Money Less Man : a year of freeconomic living

Uang dan uang, sebuah benda yang berfungsi sebagai alat tukar menukar barang antar sesama manusia, hasil ciptaan manusia paling dahsyat dan paling durjana. Menjadi Tuhan bagi beberapa orang, menjadi penguasa bagi beberapa orang, menjadi alat kontrol bagi beberapa orang, dan menjadi tumpuan bagi beberapa orang. Yah, itulah uang, masuk kedalam hidup manusia, bersatu dengan jiwa seakan-akan uang tak bisa lepas dari kehidupan manusia.

Pertanyaannya sekarang, apakah kita mampu hidup tanpa uang dalam sehari ? okelah, mungkin bisa. Tapi bagaimana kalau setahun ? kita mungkin sudah menjadi gila atau bisa saja, mati. Hahaha. Tapi, orang ini membuktikan bahwa uang bukan segalanya, di zaman modern ini seseorang bisa hidup tanpa uang dan tetap dapat berkomunikasi dengan dunia luar. orang itu bernama Mark Boyle. Setahun hidup tanpa uang adalah sebuah tujuan dari hidupnya, dimana dia ingin membuktikan bahwa dia bisa hidup tanpa uang. Dengan mengandalkan pertemanan dan alam di sekitarnya, pemuda Irlandia ini bisa hidup tanpa uang dalam waktu satu tahun. Diawali pada hari tanpa belanja  tanggal 29 november 2007 dan berakhir pada tanggal yang sama di tahun 2008. Mark Boyle membuktikan bahwa dia mampu, dia mampu bersatu bersama alam untuk memenuhi kebutuhannya, dengan mengandalkan pertemanan dia dapat tetap berkomunikasi dan menyampaikan ide-ide nya kepada dunia dengan membentuk Freeconomy community. Mark Boyle menjadi orang yang paling keren saat itu, haha.
Hampir sama dengan cerita Christoper john Mccandls yang ingin hidup di alam/alaska. Tapi bedanya, Mark Boyle lebih memilih tetap berkomunikasi dengan dunia luar untuk menyampaikan ide-ide hidup tanpa uang nya kepada dunia.

Kita terlalu terfokus kepada benda bernama uang, seakan-akan kebahagiaan ada jika uang itu ada. Hal ini ditandai dengan sifat konsumsi kita yang berlebihan. Kita juga sudah tidak menghormati alam. Berangkat dari buku ini saya mendapatkan ide-ide untuk segera mengikis sikap konsumsi yang sudah menjalar dalam kehidupan manusia.
nb : mungkin reviewnya masih kurang sreg, baca saja bukunya :)

Sunday, October 16, 2011

Engggggg......

Dia itu bagaikan si asap biru, saya semakin kecanduan dibuatnya . Satu, dua, bahkan tiga saya rasa tidak cukup lagi. Hahha, ganja ? tidak, tidak. ini lain. Bajing dalam ganja tetap terbaik, dalam hal yang lain tentunya, hah.
Dia itu sama seperti nasi,  ketika ada dihadapanmu maka kau akan berhasrat ingin menghabisinya. Dan pemabuk mana yang tidak lapar setelah abis nge-ispot ?
Ahh, dia itu rupanya bernama buku, yah buku. Tapi sudah banyak emm beberapa buku yang saya habisi emm ternyata cara menghabisi buku adalah dibaca, jadi maksudku sudah beberapa buku saya baca tapi belum juga pintar-pintar. Eh, apakah tujuan dari semua ini adalah untuk menjadi pintar ? haha sundal.
Hei, ini bukan untuk menjadi pintar atau menjadi seperti yang ada dalam pikiran sialmu itu, lagian saya juga tidak percaya dengan ribuan retorika kosong mu itu sejak kau menjadi pengkhianat dalam revolusi mu sendiri.

Yah sudahlah, pergi sana jangan disini. 
"Don't baks the books"

Thursday, October 13, 2011

#Bruksss

Saya pikir saya banyak berubah akhir-akhir ini. Dan perubahan ini saya tidak sesali, ini bagus. Hasil dari semua perkiraan-perkiraan yang saya anggap meleset. Saya tidak bermasalah atau sedang kacau menghadapi setumpuk masalah, saya hanya membuat dan memakai peraturan saya sendiri, tentunya unutk hal-hal yang penting saja.

- Bersambung deh, saya lagi malas melanjutkan :D