Sedikit berucap

Apa yang kita lakukan bila urutan kematian alamiah menempatkan kita di antrean berikutnya, ketika kita tak lagi bisa bersembunyi dibalik pikiran " Ini bukan giliranku"?

- Mitch Albom

Friday, November 9, 2012

Rain, please drops....

Langit malam ini warnanya memerah. Biasanya akan turun hujan. Sore kemarin, hujan juga turun meski hanya sebentar. Kemarin pagi juga, tapi cuma sebentar. Yah, rupanya bulan november ini datang dengan sebuah kabar. Bahwa, musim penghujan akan datang "tepat waktu". Mengobati kerinduan akan hujan setelah beberapa lama kota ini dilanda musim panas yang berkepanjangan.

Mendengar kedatangan musim hujan, artinya kita harus bersiap-siap menyambutnya. Menyambutnya dengan selalu siap sedia akan banjir, jalan-jalan yang tergenang sampai ketersediaan jas hujan didalam bagasi motor. Meskipun sebenarnya puncak musim hujan akan datang pada bulan berikutnya, yaitu Desember. Tapi tak apalah jika kita mengantisipasinya dari sekarang. mengingat November sudah mengirimkan sinyal musim penghujan dengan suara-suara gunturnya yang menggelegar kemarin sore meskipun hujan tidak terlalu deras datangnya.

Dibalik berita umum mengenai banjir dan jalan-jalan yang tergenang air hujan. Sebenarnya musim hujan juga dapat mengobati "kegerahan" hati dan pikiran yang panas. Meskipun hanya berandai-andai saja. Melihat rintik-rintik ataupun lebarnya hujan yang turun melewati atap rumah membuatku tersenyum. Seakan-akan merasakan sesuatu yang menyegarkan. Sebut saja itu Melankolia. Saya sedang merayakan melankolia ini sebelum masa-masa perang akan datang kembali. Saya akan merayakan awal musim hujan ini dengan secangkir teh ditemani beberapa buku yang siap disantap sambil menikmati gemiricik air hujan yang turun melalui atap diteras kamar. Atau mungkin setelah hujan reda ada baiknya merayakannya dijalan-jalan kota yang telah basah karena diguyur air hujan sambil menghirup baunya yang khas. Jika sempat atau kondisi memungkinkan, mendapatkan sekaleng beer sebagai teman dijalan juga ide yang bagus.

Akh, entah apa yang saya tulis ini. Saya terlalu merasakan melankolia yang terlalu dalam. Sekaligus sedang menyalakan kembali api  didalam hati untuk sebuah langkah yang saya pikir benar. Hmmm, tidak ada salahnya jika saya memutar lagu efek rumah kaca yang berjudul Desember lebih awal :)