Sedikit berucap

Apa yang kita lakukan bila urutan kematian alamiah menempatkan kita di antrean berikutnya, ketika kita tak lagi bisa bersembunyi dibalik pikiran " Ini bukan giliranku"?

- Mitch Albom

Wednesday, March 7, 2012

- Ini bukan Menyerah -

Mungkin ada benarnya mitos-mitos primitf yang mengatakan bahwa musuh terbesar mu adalah diri kita sendiri.
yah, mungkin ada benarnya, paling tidak yang sekarang saya alami sekarang. Bekerja di sebuah perusahaan (ehem) dan melamar di posisi sebagai orang yang nantinya akan mempunyai banyak musuh (terlebih musuh dari marketing people ), karena memang tugas dari posisi ini adalah  memeriksa dan memungkinkan untuk membuat orang-orang mengakui kecurangannya.

Dan berada  di posisi ini adalah hal yang paling saya kejar dalam kurun waktu setahun ini. Tapi, ternyata tidak semudah bayangan ketika berada dibangku kuliah dulu. Kerjaan yang santai serta beban yang tidak cukup berat juga tapi menuntut untuk saya menguasai dan mengerti semua arus kegiatan di perusahaan (ehem lagi, sorry para kamerad).

Dan sekarang, setelah beberapa hari menjalani training di tempat ini, serta disuguhi berbagai macam materi dan contoh kasus serta tak lupa diperlihatkan program kerja selama beberapa hari kedepan, membuat kepala ini terasa terputar dan ngeri sendiri.

Ada sesuatu yang bergejolak di dalam hati dan pikiran. Entah itu si hitam yang baik atau si putih yang jahat didalam pikiran sedang beradu argumentasi tentang bertahan atau tidaknya saya berada disini.

sayapun mengingat kembali mitos-mitos tadi diatas.Dan akhirnya saya meyakini dan mengamini bahwa saya tidak akan menyerah terhadap musuh terbesar sampai saya benar-benar takluk dan tidak bisa lagi mengelak terhadap kenyataan (kenyataan ? dimana kau ?).
Mengingat saya sebagai orang yang sangat bersemangat dalam menjalankan kegiatan yang saya sukai waktu kuliah dulu, saya putuskan untuk tetap bergerak maju, meskipun didepan sana sudah banyak hal yang segera menghadang.

Yang saya tahu, sekarang saya berada di jalan yang saya sengaja pilih, meskipun terjal dan mendaki.
Mendaki ? aahhh, entah dimana kesempatan itu sedang bersembunyi.

Dan saya pun duduk termenung melihat laptop kecil ini yang dalam monitornya terpampang dengan jelas tumpukan data excel sambil membayangkan ganja yang sudah semakin hambar terasa Dan musik Hardcore dan Thrashcore yang sudah tidak terdengar kencang lagi.

Aaah, sekali lagi saya rindu berada dalam perjalanan menanjak, menapaki kaki bumi.

0 komentar: